
Email Address
info@relung.or.id
Phone Number
+62 851-7544-2708
Our Location
Sleman, Yogyakarta 55573
info@relung.or.id
+62 851-7544-2708
Sleman, Yogyakarta 55573
admin
Juli 2, 2025
Financial literacy is the ability to understand and effectively use various financial skills, including personal financial management, budgeting, and investing. (https://www.investopedia.com/)
Tak terasa hampir 1 tahun ini para aktivis di RELUNG Indonesia mencoba pendekatan baru dalam melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat perdesaan, pendekatan ini lantas disebut sebagai Regenerative Financial Management (RFM). Pendekatan ini dijalankan melalui paket pelatihan berdurasi 2 hari dan dilanjutkan dengan pendampingan terhadap para peserta pelatihan yang mengembangkan “Komunitas Menabung” sebagai bentuk praktik atau implementasi dari ide RFM itu sendiri. Istilah Regenerative Finacial Management tentu saja bukanlah istilah yang mudah dimengerti oleh para peserta pelatihan dan umumnya orang di perdesaan.
“Mengucapkannya saja sulit, apalagi memahaminya Pak!”, celetuk salah satu peserta pelatihan
Teman-teman RELUNG Indonesia selanjutnya mengalih-bahasakan kata regenerative menjadi “bertumbuh” dalam bahasa Indonesia. Tentu saja pengalih-bahasaan ini pun belum menyelesaikan persoalan tentang apa makna dari istilah regenerative itu sendiri dalam RFM. Pada awal penyusunan konsep ini istilah regenerative atau bertumbuh ini dihubungkan dengan mekanisme menabung dan kemudian dapat menjadi modal bersama komunitas dalam mengembangkan usaha produktif, dan seperti umumnya skema “pemutaran” modal usaha akan meng-generate profit dan kemudian usaha dan modal/finacial pun akan tumbuh (ter-regenerasi). Namun seiring dengan berjalannya waktu dalam menjalankan pendekatan ini terdapat beberapa kejadian (pengalaman) yang memberikan ruang baru bagi pemaknaan/pengertian istilah regeneratif dalam RFM maka.
Ada 2 topik utama yang dibahas dan didiskusikan secara mendalam dalam pelatihan RFM, yaitu (1) Pengamatan Perkembangan Dan Permasalahan Sosial Ekonomi Desa, dan (2) Pengelolaan Ekonomi Rumah Tangga Secara Bijak: Pengamatan Salah Belanja. Peserta diminta untuk mendiskusikan kedua topik ini dan juga mengeksplorasi ide/gagasan untuk mengatasi permasalahan. Salah satu solusi yang diajukan oleh peserta pelatihan adalah melalui pengembangan menabung komunitas (dan memang ide ini yang diharapkan muncul).
Namun, ide menabung ini oleh peserta lantas dihubungkan dengan permasalahan-permasalahan yang terungkap dari diskusi terhadap 2 topik di atas. Konsekuensinya adalah menabung tidak selalu berhubungan dengan mengumpulkan modal usaha saja tapi juga berkorelasi dengan permasalahan-permasalahan sosial, ekonomi bahkan ekologi yang terekspose melalui diskusi tentang 2 topik diatas.
Sebagian besar peserta pelatihan ini adalah petani, dan tokoh-tokoh informal di masyarakat. Dari diskusi yang berkembang sebagian peserta berpendapat bahwa menabung merupakan langkah strategis untuk menjamin kebutuhan di saat musim tanam. Seringkali disaat membutuhkan dana di awal musim tanam atau musim perawatan untuk petani kopi, justru kondisi keuangan petani justru pada tingkat yang lemah.
“Di saat panen kita khilaf Pak, banyak yang mau dibeli hehehe…..”, ungkap seorang petani kopi di Kabupaten Tanggamus, Lampung.
“Uangnya habis Pak, untuk beli beras disaat kemarau panjang kemaren”, kata petani di Gunung Kidul. Memang musim tanam datang setelah petani di Gunung Kidul biasanya menghadapi musim kemarau, dan jika kemarau sangat panjang maka bukan hanya uang yang habis untuk beli bahan pangan, bisa saja aset seperti ternak dan perhiasan terpaksa dijual untuk memenuhi kebutuhan pokok. Singkat cerita, bagi petani, kepentingan menabung adalah salah satunya untuk menjamin ketersediaan kebutuhan usaha tani disaat musim tanam atau musim perawatan tanaman. Mencermati kasus ini muncul pemikiran bahwa makna regeneratif dalam konteks ini adalah bahwa praktek RFM (dalam bentuk komunitas menabung) mempunyai fungsi khusus untuk memberi kepastian ketersediaan modal petani untuk me”regenerasi” usaha tani mereka. Dimana disaat musim tanam para petani tidak lagi dipusingkan lagi dengan pinjam uang sana-sini untuk membeli pupuk, benih dan sarana/bahan lain yang dibutuhkan.
Pada Bulan April, Mei dan Juni Tim RFM dari RELUNG berkesempatan menyelenggarakan pelatihan RFM di Kabupaten Gunung Kidul, bekerjasama dengan YAKKUM Emergency Unit (YEU). Pelatihan dan diskusi dilaksanakan di 5 desa dengan melibatkan tokoh-tokoh perempuan. Di 5 lokasi ini bersepakat untuk mengembangkan sistem tabungan komunitas. Menariknya, selain untuk menyediakan sarana penunjang budidaya pertanian, masyarakat mengajukan beberapa tujuan dalam mengembangkan tabungan komunitas ini, diantaranya adalah: tabungan untuk paceklik pangan, tabungan untuk air di saat kemarau panjang, dan kekeringan dan juga tabungan untuk dana pendidikan.
Tentu saja hal di atas menarik untuk diperhatikan karena peserta tidak memilih untuk menjadikan tabungan sebagai modal usaha tapi lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan prioritas yang selama ini dianggap rentan seperti pangan dan air. Meskipun hal ini agak berbeda dengan motivasi awal dalam mengembangkan konsep RFM yaitu memperkuat permodalan usaha masyarakat, namun pengalaman ini justru dapat memperkaya dari pemaknaan RFM itu sendiri, khususnya pada istilah “regeneratif” atau bertumbuh.
Pengerian regenerative dalam Regenerative Financial Management dapat diartikan secara lebih luas. Regenerative dapat berarti mendukung kehidupan Si Penabung pada aspek yang lebih luas, tidak hanya untuk mengembangkan usaha produktif, tapi regeneratif juga berarti mampu mengatasi beberapa kerentanan masyarakat seperti kekurangan air, kekurangan bahan pangan dan juga bahkan untuk mendukung kebutuhan jangka panjang seperti pendidikan anak. Pendek kata RFM adalah sebuah strategi pengelolaan keuangan untuk mendukung ketahanan atau resiliensi masyarakat desa.
Salam Resiliensi.
Kontributor:
Akhmad Arief Fahmi
“Dynamic Harmony between Human and Nature.”
-Relung Indonesia
Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.
Relung Indonesia Foundation
Copyright © 2023. All rights reserved.