Email Address
info@relung.or.id
Phone Number
+62 851-7544-2708
Our Location
Sleman, Yogyakarta 55573
info@relung.or.id
+62 851-7544-2708
Sleman, Yogyakarta 55573
admin
Agustus 8, 2024
Kecamatan Petungkriyono, yang terletak di dataran tinggi Pekalongan, merupakan daerah yang rentan terhadap longsor dan erosi. Pemetaan kerawanan fisik yang dilakukan oleh Arissaldi, T. dkk (2022) menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki tiga tingkat kerawanan fisik: rendah (0,0228 km²), sedang (73,88 km²), dan tinggi (10,27 km²). Di sisi lain, Pratama, M.A. dkk (2022) menunjukkan bahwa DAS Kupang, yang berhulu di Petungkriyono, memiliki laju erosi sebesar 63.720,681 ton/ha/tahun, dengan kriteria sangat berat. Kondisi ini mengancam keberlanjutan hidup masyarakat yang sebagian besar bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan.
Bioengineering, atau rekayasa hayati, menawarkan solusi berkelanjutan untuk mengatasi erosi dan longsor di Petungkriyono. Pendekatan ini menggunakan sistem biologis dan organisme hidup untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan rumput pakan ternak yang sudah umum di wilayah ini.
Namun, mengapa rumput yang sudah tumbuh secara alami belum mampu mengurangi erosi dan longsor secara signifikan? Jawabannya terletak pada kurangnya desain khusus yang mempertimbangkan aspek pengendalian erosi dan stabilisasi tanah. Dengan penanaman rumput yang didesain khusus, efektivitasnya dalam mengurangi risiko longsor dapat meningkat secara signifikan.
Sistem perakaran rumput memiliki potensi besar dalam mengurangi erosi dan longsor. Misalnya, rumput gajah (Pennisetum purpureum Schaum), yang merupakan jenis rumput yang paling umum di Petungkriyono, memiliki akar yang bisa mencapai kedalaman 3-4,5 meter. Akar ini dapat mengikat partikel tanah dan membentuk jalinan yang mengurangi erosi serta meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian oleh Satriagasa, C.M. dkk (2020) menunjukkan bahwa tutupan rumput gajah mampu mengurangi limpasan permukaan hingga 98,85% pada lahan dengan lereng miring.
Selain berfungsi sebagai pengendali erosi, rumput pakan ternak unggul juga dapat meningkatkan keberlanjutan ekonomi masyarakat Petungkriyono. Dengan pakan ternak yang berkualitas, perkembangan ternak dapat dioptimalkan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani dan peternak. Yayasan Relung Indonesia pada tahun 2023 telah melakukan uji coba penanaman empat jenis rumput unggul, yaitu Gama Umami, Pakchong, Biovitas, dan Odot, di Dusun Dranan, Desa Yosorejo. Hasil awal menunjukkan bahwa rumput-rumput ini tidak hanya tumbuh dengan baik tetapi juga memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik.
Secara lingkungan, penanaman rumput pakan ternak unggul dapat mendukung keberlanjutan dengan meningkatkan kualitas tanah dan keanekaragaman hayati. Lal et al. (1998) mencatat bahwa penanaman rumput dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah sebesar 0,1% hingga 0,3% per tahun di daerah tropis dan subtropis. Akar rumput yang kuat juga mampu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas infiltrasi air.
Bioengineering dengan menggunakan rumput unggul juga dapat menjadi bagian dari strategi pengelolaan DAS secara terpadu. Langkah-langkah seperti pemetaan lahan kritis, pemilihan jenis rumput yang sesuai, dan pelatihan petani dalam teknik penanaman dan pemeliharaan rumput unggul, penting untuk memastikan keberhasilan pendekatan ini. Monitoring dan evaluasi berkala juga perlu dilakukan untuk menilai efektivitas penanaman rumput dalam mengurangi erosi dan longsor.
Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berbasis bioengineering, pengendalian erosi dan longsor di Petungkriyono diharapkan dapat mengurangi risiko bencana sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Keberhasilan program ini dapat menjadi model yang diterapkan di wilayah-wilayah lain dengan masalah serupa, sehingga berkontribusi pada konservasi lingkungan dan pengembangan ekonomi berkelanjutan.
Kontributor:
Meiardhy mujianto
“Kita adalah bagian dari bumi dan bumi adalah bagian dari kita… Apa yang terjadi di bumi akan menimpa semua anak bumi.”
-Chief Seattle, 1852
Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.
Relung Indonesia Foundation
Copyright © 2023. All rights reserved.