Email Address

info@relung.or.id

Phone Number

+62 851-7544-2708

Our Location

Sleman, Yogyakarta 55573

Bioengineering Rumput Unggul: Solusi Pakan Ternak Sekaligus Pengontrol Erosi di Hulu DAS Sengkarang Petungkriyono

Pojok Pengetahuan

Menakar Peluang Bioengineering Rumput Unggul Pakan Ternak sebagai Pengontrol Erosi dan Longsor pada Kawasan Hulu DAS di Petungkriyono

Kecamatan Petungkriyono, yang terletak di dataran tinggi Pekalongan, merupakan daerah yang rentan terhadap longsor dan erosi. Pemetaan kerawanan fisik yang dilakukan oleh Arissaldi, T. dkk (2022) menunjukkan bahwa wilayah ini memiliki tiga tingkat kerawanan fisik: rendah (0,0228 km²), sedang (73,88 km²), dan tinggi (10,27 km²). Di sisi lain, Pratama, M.A. dkk (2022) menunjukkan bahwa DAS Kupang, yang berhulu di Petungkriyono, memiliki laju erosi sebesar 63.720,681 ton/ha/tahun, dengan kriteria sangat berat. Kondisi ini mengancam keberlanjutan hidup masyarakat yang sebagian besar bergantung pada sektor pertanian dan perkebunan.

Bioengineering sebagai Solusi Berkelanjutan

Bioengineering, atau rekayasa hayati, menawarkan solusi berkelanjutan untuk mengatasi erosi dan longsor di Petungkriyono. Pendekatan ini menggunakan sistem biologis dan organisme hidup untuk menyelesaikan masalah lingkungan. Salah satu pendekatan yang menjanjikan adalah dengan mengoptimalkan penggunaan rumput pakan ternak yang sudah umum di wilayah ini.

 

Namun, mengapa rumput yang sudah tumbuh secara alami belum mampu mengurangi erosi dan longsor secara signifikan? Jawabannya terletak pada kurangnya desain khusus yang mempertimbangkan aspek pengendalian erosi dan stabilisasi tanah. Dengan penanaman rumput yang didesain khusus, efektivitasnya dalam mengurangi risiko longsor dapat meningkat secara signifikan.

Sistem Perakaran Rumput untuk Pengendalian Erosi

Sistem perakaran rumput memiliki potensi besar dalam mengurangi erosi dan longsor. Misalnya, rumput gajah (Pennisetum purpureum Schaum), yang merupakan jenis rumput yang paling umum di Petungkriyono, memiliki akar yang bisa mencapai kedalaman 3-4,5 meter. Akar ini dapat mengikat partikel tanah dan membentuk jalinan yang mengurangi erosi serta meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian oleh Satriagasa, C.M. dkk (2020) menunjukkan bahwa tutupan rumput gajah mampu mengurangi limpasan permukaan hingga 98,85% pada lahan dengan lereng miring.

Keberlanjutan Ekonomi dan Lingkungan

Selain berfungsi sebagai pengendali erosi, rumput pakan ternak unggul juga dapat meningkatkan keberlanjutan ekonomi masyarakat Petungkriyono. Dengan pakan ternak yang berkualitas, perkembangan ternak dapat dioptimalkan, yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani dan peternak. Yayasan Relung Indonesia pada tahun 2023 telah melakukan uji coba penanaman empat jenis rumput unggul, yaitu Gama Umami, Pakchong, Biovitas, dan Odot, di Dusun Dranan, Desa Yosorejo. Hasil awal menunjukkan bahwa rumput-rumput ini tidak hanya tumbuh dengan baik tetapi juga memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kandungan bahan organik.

 

Secara lingkungan, penanaman rumput pakan ternak unggul dapat mendukung keberlanjutan dengan meningkatkan kualitas tanah dan keanekaragaman hayati. Lal et al. (1998) mencatat bahwa penanaman rumput dapat meningkatkan kandungan bahan organik tanah sebesar 0,1% hingga 0,3% per tahun di daerah tropis dan subtropis. Akar rumput yang kuat juga mampu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan kapasitas infiltrasi air.

Strategi Pengelolaan DAS Terpadu

Bioengineering dengan menggunakan rumput unggul juga dapat menjadi bagian dari strategi pengelolaan DAS secara terpadu. Langkah-langkah seperti pemetaan lahan kritis, pemilihan jenis rumput yang sesuai, dan pelatihan petani dalam teknik penanaman dan pemeliharaan rumput unggul, penting untuk memastikan keberhasilan pendekatan ini. Monitoring dan evaluasi berkala juga perlu dilakukan untuk menilai efektivitas penanaman rumput dalam mengurangi erosi dan longsor.

Kesimpulan

Dengan pendekatan yang terintegrasi dan berbasis bioengineering, pengendalian erosi dan longsor di Petungkriyono diharapkan dapat mengurangi risiko bencana sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Keberhasilan program ini dapat menjadi model yang diterapkan di wilayah-wilayah lain dengan masalah serupa, sehingga berkontribusi pada konservasi lingkungan dan pengembangan ekonomi berkelanjutan.

 

Daftar Pustaka:

  • Arissaldi, T., dkk. (2022). Pemetaan kerawanan fisik longsor di Kecamatan Petungkriyono. *Journal of Geographical Sciences*.
  • Pratama, M.A., dkk. (2022). Analisis tingkat bahaya erosi lahan di DAS Kupang. *Journal of Soil and Water Conservation*.
  • Satriagasa, C.M., dkk. (2020). Efektivitas tutupan rumput gajah dalam mengurangi limpasan permukaan dan erosi. *Journal of Environmental Management*.
  • Tamta, S., dkk. (2023). Potensi akar dan tunas rumput Napier dalam menangkap erosi tanah dan limpasan tanah Mollisols Himalaya. *Journal of Soil and Water Conservation*.
  • Conant, R.T., Paustian, K., & Elliott, E.T. (2001). Grassland management and conversion into grassland: Effects on soil carbon. *Global Change Biology*, 7(4), 323-337. doi:10.1046/j.1365-2486.2001.00401.x
  • Lal, R., Kimble, J.M., Follett, R.F., & Cole, C.V. (1998). The potential of U.S. cropland to sequester carbon and mitigate the greenhouse effect. *Geoderma*, 82(1-3), 59-95. doi:10.1016/S0016-7061(97)00042-4
  • Derner, J.D., Schuman, G.E., & Hart, R.H. (2006). Impact of perennial grasses on soil organic matter in the Great Plains. *Soil Science Society of America Journal*, 70(2), 626-634. doi:10.2136/sssaj2005.0175

 

Kontributor:

Meiardhy mujianto

“Kita adalah bagian dari bumi dan bumi adalah bagian dari kita… Apa yang terjadi di bumi akan menimpa semua anak bumi.”

-Chief Seattle, 1852

Tags :
Pojok Pengetahuan
Share This :

Contact Info

Newsletter

Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.

Relung Indonesia Foundation

Copyright © 2023. All rights reserved.