Email Address

info@relung.or.id

Phone Number

+62 851-7544-2708

Our Location

Sleman, Yogyakarta 55573

Menghidupkan Kembali Tanah dengan Indigenous Microorganisms (IMO): Solusi Regeneratif untuk Pertanian Berkelanjutan

Bioconversion dan Bioprocessing-Based Business,Inisiatif Pertanian Karbon

Pendahuluan

Pertanian modern menghadapi tantangan besar akibat ketergantungan pada bahan kimia sintetis yang merusak keseimbangan mikroba tanah. Ketidakseimbangan ini menyebabkan degradasi tanah dan penurunan kesuburan, yang berdampak negatif pada rantai makanan tanah—komunitas organisme yang memainkan peran penting dalam mendaur ulang nutrisi. Untuk mengatasi masalah ini, pertanian regeneratif menawarkan solusi melalui pendekatan alami yang bertujuan memperbaiki dan memulihkan kesehatan tanah.

 

Salah satu pendekatan yang efektif dalam pertanian regeneratif adalah pemanfaatan Indigenous Microorganisms (IMO). IMO adalah mikroorganisme lokal yang ditemukan di lingkungan alami seperti tanah, seresah daun, dan bahan organik lainnya. Dengan mengkultivasi dan mengaplikasikan IMO, petani dapat memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan kesuburan, dan mendukung kesehatan tanaman tanpa bergantung pada input kimia berbahaya. Penggunaan IMO dalam pertanian regeneratif berfokus pada memperkuat rantai makanan tanah dengan menyeimbangkan kembali populasi mikroba yang bermanfaat.

Data dan Dampak Penggunaan Bahan Kimia

Penggunaan pestisida dan pupuk kimia telah terbukti mengurangi biodiversitas mikroba tanah hingga 50%, menyebabkan hilangnya fungsi-fungsi ekosistem penting seperti dekomposisi organik dan siklus nitrogen (Wardle et al., 2004). Menurut sebuah studi oleh FAO (2015), tanah yang sehat mampu mendukung lebih dari 1000 spesies mikroorganisme per gram, sementara tanah yang terdegradasi oleh kimia hanya mendukung sebagian kecil dari jumlah tersebut.

Teknik Detail Kultivasi Padat IMO untuk Pertanian Regeneratif

Mengembangkan IMO untuk digunakan dalam pertanian regeneratif melibatkan teknik yang sederhana namun efektif. Berikut adalah langkah-langkah detail untuk mengkultivasi IMO padat dari seresah daun bambu:

Bahan-Bahan yang Diperlukan:

  • Dedak Padi: Dedak padi berfungsi sebagai sumber karbon dan energi bagi mikroorganisme.
  • Humus dari Bawah Rumpun Bambu: Humus ini kaya akan mikroorganisme yang dibutuhkan untuk proses fermentasi.
  • EM4: Produk yang mengandung mikroorganisme yang bermanfaat, digunakan untuk mempercepat fermentasi. Diencerkan dalam air dengan perbandingan 1:18.
  • Daun Bambu Kering: Digunakan sebagai penutup untuk menjaga kelembaban dan melindungi tumpukan dari sinar matahari langsung.
  • Terpal atau Plastik Penutup: Untuk menutup tumpukan selama proses fermentasi, menjaga kondisi anaerobik sebagian.

Langkah-Langkah:

  1. Persiapan Bahan: Kumpulkan humus dari bawah rumpun bambu yang kaya akan seresah daun dan mikroba alami. Campurkan humus dengan dedak padi dalam perbandingan 1:1.
  2. Pengaplikasian EM4: Setelah campuran humus dan dedak padi disiapkan, siramkan larutan EM4 yang telah diencerkan ke campuran tersebut. Pastikan campuran cukup lembab tetapi tidak basah.
  3. Penutupan dan Fermentasi: Tutup tumpukan campuran dengan seresah daun bambu kering, kemudian tutup rapat dengan terpal atau plastik untuk menjaga kelembaban dan menciptakan kondisi fermentasi yang optimal. Biarkan fermentasi berlangsung selama 5 hari.
  4. Pengadukan: Pada hari ke-5, balik tumpukan untuk memastikan aerasi yang baik dan fermentasi yang merata. Proses ini penting untuk menjaga keseimbangan mikroba aerobik dan anaerobik.
  5. Panen: Setelah 10 hari, IMO padat sudah siap dipanen. IMO ini kaya akan mikroorganisme lokal yang siap diaplikasikan ke tanah atau digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat teh kompos.

Teknik Pembuatan Teh Kompos Berbasis IMO dalam Pertanian Regeneratif

Teh kompos berbasis IMO merupakan larutan kaya nutrisi dan mikroorganisme yang dapat digunakan untuk memperkaya tanah dan tanaman. Dalam konteks pertanian regeneratif, teh kompos ini berfungsi sebagai pupuk cair organik yang meningkatkan aktivitas mikroba tanah, memperbaiki struktur tanah, dan memberikan nutrisi langsung yang mudah diserap oleh tanaman.

Bahan-Bahan:

  • Kultur Padat IMO: 1-2 cangkir. Sumber utama mikroorganisme bermanfaat yang akan dikembangkan dalam teh kompos.
  • Vermicompost: 2-3 cangkir. Vermicompost memberikan tambahan mikroorganisme serta nutrisi penting untuk tanaman.
  • Hydrolysate Cacing: 1-2 sendok makan. Sumber protein dan asam amino yang penting untuk pertumbuhan mikroba.
  • Cacahan Kulit Pisang: 1-2 cangkir. Menyediakan kalium dan nutrisi tambahan yang mendukung kesehatan tanaman.
  • Daun Kaliandra: 1-2 cangkir, dicincang halus. Mengandung nitrogen dan senyawa bioaktif yang mendukung pertumbuhan mikroorganisme.
  • Gula Merah: 2-3 sendok makan. Sumber karbon yang memberi makan mikroorganisme selama proses fermentasi.
  • Air Non-Klorinasi: 5 galon (sekitar 19 liter). Air yang digunakan harus bebas klorin agar tidak membunuh mikroorganisme dalam teh kompos.

Langkah-Langkah:

  1. Pencampuran: Masukkan semua bahan ke dalam wadah besar berisi 5 galon air non-klorinasi. Aduk hingga semua bahan tercampur merata.
  2. Aerasi: Gunakan aerator atau pompa udara untuk mengalirkan oksigen ke dalam campuran selama 24-48 jam. Aerasi penting untuk mendukung pertumbuhan mikroba aerobik yang bermanfaat dalam teh kompos.
  3. Penyaringan: Setelah proses fermentasi selesai, saring campuran untuk memisahkan padatan dari cairan. Cairan yang dihasilkan adalah teh kompos yang kaya nutrisi dan siap digunakan.

Aplikasi dan Pengenceran Teh Kompos

Setelah teh kompos siap, langkah selanjutnya adalah pengenceran dan aplikasi sesuai dengan jenis tanaman. Pengenceran diperlukan untuk memastikan bahwa konsentrasi nutrisi dan mikroorganisme tidak terlalu tinggi, yang dapat menyebabkan stress pada tanaman.

Pengenceran:

  • Perbandingan Pengenceran: Encerkan teh kompos dengan air non-klorinasi dalam perbandingan 1:10 (1 bagian teh kompos : 10 bagian air).

Aplikasi untuk Jenis Tanaman:

  1. Bawang Daun:
    • Dosis: 250-500 ml per tanaman.
    • Frekuensi: Setiap 2-3 minggu.
    • Metode Aplikasi: Soil drench atau foliar spray. Aplikasi pada tanah membantu memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan ketersediaan nutrisi, sementara aplikasi pada daun dapat memberikan nutrisi langsung.
  2. Kubis:
    • Dosis: 500 ml per tanaman.
    • Frekuensi: Setiap 2-3 minggu.
    • Metode Aplikasi: Soil drench. Metode ini efektif untuk memperbaiki kesehatan tanah dan memberikan nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan kubis yang optimal.
  3. Tomat:
    • Dosis: 500 ml per tanaman.
    • Frekuensi: Setiap 2 minggu.
    • Metode Aplikasi: Soil drench atau foliar spray. Tomat membutuhkan nutrisi yang konsisten, dan teh kompos dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
  4. Cabai:
    • Dosis: 250-500 ml per tanaman.
    • Frekuensi: Setiap 2-3 minggu.
    • Metode Aplikasi: Soil drench atau foliar spray. Ini akan membantu meningkatkan ketahanan cabai terhadap penyakit dan meningkatkan hasil panen.
  5. Kopi:
    • Dosis: 1-2 liter per tanaman (dewasa).
    • Frekuensi: Setiap 4-6 minggu.
    • Metode Aplikasi: Soil drench. Kopi yang mendapatkan nutrisi tambahan dari teh kompos akan menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dan hasil yang lebih tinggi.
  6. Pisang:
    • Dosis: 2-4 liter per tanaman (dewasa).
    • Frekuensi: Setiap 4-6 minggu.
    • Metode Aplikasi: Soil drench. Pisang yang diberi teh kompos secara teratur akan lebih tahan terhadap kondisi stres lingkungan dan lebih produktif.

Kesimpulan

Dalam pertanian regeneratif, teh kompos berbasis IMO adalah solusi alami dan efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman. Dengan menggunakan teknik kultivasi padat IMO dan memanfaatkan bahan organik lokal seperti vermicompost, hydrolysate cacing, dan daun kaliandra, petani dapat menciptakan pupuk cair organik yang kuat dan kaya nutrisi. Teh kompos ini tidak hanya memperkaya tanah dengan mikroba bermanfaat tetapi juga memberikan nutrisi penting yang mendukung pertumbuhan tanaman,Dalam pertanian regeneratif, teh kompos berbasis IMO merupakan solusi alami dan efektif untuk meningkatkan kesuburan tanah dan kesehatan tanaman. Teknik ini memanfaatkan mikroorganisme lokal (IMO) yang diperoleh dari seresah bambu, dikombinasikan dengan vermicompost, hydrolysate cacing, dan bahan organik lainnya, untuk menciptakan pupuk cair organik yang kaya nutrisi. Teh kompos ini memperbaiki struktur tanah, mendukung rantai makanan tanah, dan mengembalikan keseimbangan mikroba yang terganggu oleh penggunaan bahan kimia dalam pertanian modern. Aplikasi teh kompos pada tanaman meningkatkan produktivitas dan ketahanan terhadap stres lingkungan, mendukung sistem pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.

 

Daftar Pustaka

  1. Higa, T., & Parr, J. F. (1994). Beneficial and Effective Microorganisms for a Sustainable Agriculture and Environment. International Nature Farming Research Center.
  2. Wardle, D. A., Yeates, G. W., Williamson, W. M., & Bonner, K. I. (2004). The influence of plant species on ecosystem properties. Journal of Ecology, 92(1), 149-157.
  3. FAO. (2015). Status of the World’s Soil Resources (SWSR) – Main Report. Food and Agriculture Organization of the United Nations.

 

Kontributor:

Meiardhy mujianto

“Worry often gives a small thing a big shadow.”

-Swedish proverb

Tags :
Bioconversion dan Bioprocessing-Based Business,Inisiatif Pertanian Karbon
Share This :

Contact Info

Newsletter

Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.

Relung Indonesia Foundation

Copyright © 2023. All rights reserved.