Email Address

info@relung.or.id

Phone Number

+62 851-7544-2708

Our Location

Sleman, Yogyakarta 55573

Potensi Emas Hijau Petungkriyono untuk Ekonomi dan Konservasi

Pojok Pengetahuan

Revitalisasi Krangean (Litsea cubeba)

Tanaman krangean (Litsea cubeba), salah satu spesies dari famili Lauraceae, memiliki potensi ekonomi dan lingkungan yang tinggi. Selain sebagai sumber minyak atsiri berkualitas untuk industri parfum, kosmetik, dan farmasi, krangean juga memiliki manfaat antikanker, antioksidan, serta antibakteri. Namun, di Desa Tlogohendro, Kecamatan Petungkriyono, tanaman ini mulai langka akibat minimnya upaya budidaya serta konversi lahan yang intensif.

Menyadari urgensi tersebut, Yayasan Resiliensi Lingkungan Indonesia (RELUNG INDONESIA) melakukan survei di Dusun Gondang dan Klindon pada Februari 2025. Survei ini bertujuan untuk memetakan dan menginventarisasi tegakan krangean, menilai potensi regenerasi alami, serta memahami persepsi masyarakat terkait pengembangannya.

Metode Survei: Mengungkap Keberadaan Krangean

Survei ini mengandalkan kombinasi teknik wawancara masyarakat, pemetaan koordinat GPS, serta dokumentasi kondisi fisik tanaman. Hasil survei menunjukkan bahwa tanaman krangean masih tumbuh liar di lahan warga dan hutan sekunder, tetapi jumlahnya terbatas. Di beberapa lokasi, terutama di Dusun Gondang, ditemukan anakan alam dalam jumlah besar, menunjukkan adanya potensi regenerasi alami. Namun, tanpa perlindungan dan pengelolaan yang tepat, keberlanjutannya dapat terancam.

 

Wawancara dengan masyarakat mengungkapkan bahwa mereka memiliki ketertarikan untuk membudidayakan krangean, terutama jika tersedia akses bibit unggul, pelatihan, dan jaminan pasar. Potensi pengembangan krangean semakin menjanjikan dengan meningkatnya permintaan minyak atsiri Litsea cubeba di pasar global.

Potensi Ekonomi Krangean: Dari Minyak Atsiri hingga Komoditas Ekspor

Minyak atsiri dari Litsea cubeba kaya akan kandungan citral (70-85%), yang menjadikannya bahan utama dalam industri parfum dan farmasi. Berdasarkan laporan industri minyak atsiri 2024, nilai perdagangan global minyak atsiri Litsea cubeba mencapai USD 80 juta, dengan pertumbuhan tahunan sekitar 5%.

 

Selain minyak atsiri, produk sampingan seperti kulit kayu krangean juga memiliki nilai ekonomi. Pada 2015, harga kulit kayu basah hanya Rp1.500 – Rp2.000 per kg, namun kini telah meningkat menjadi Rp50.000 – Rp65.000 per kg di pasar online. Ini menunjukkan potensi besar bagi petani lokal untuk meningkatkan kesejahteraan melalui budidaya yang lebih sistematis.

Strategi Pengembangan dan Konservasi Krangean

Berdasarkan hasil survei, pengembangan tanaman krangean di Desa Tlogohendro dapat dilakukan dengan beberapa strategi utama:

  • Pembibitan dan Budidaya Terpadu

Pendirian unit pembibitan di desa untuk menyediakan bibit unggul dan mempercepat penanaman krangean.

  • Agroforestri Berkelanjutan

Mengintegrasikan krangean dengan tanaman hortikultura untuk mendiversifikasi sumber pendapatan dan menjaga ekosistem.

  • Total Valorization

Memanfaatkan seluruh bagian tanaman, termasuk limbah pertanian, untuk produk bernilai tambah seperti biofuel dan pakan ternak.

  • Peningkatan Akses Pasar

Menghubungkan petani dengan pasar lokal dan global untuk memastikan keberlanjutan ekonomi.

  • Konservasi Habitat

Menetapkan zona konservasi, khususnya di Dusun Gondang, guna menjaga regenerasi alami tanaman krangean.

Kesimpulan: Saatnya Bertindak untuk Masa Depan Krangean

Survei ini mengungkap bahwa krangean memiliki peluang besar sebagai komoditas ekonomi sekaligus elemen penting dalam konservasi lingkungan. Dengan dukungan dari pemerintah, lembaga riset, dan sektor swasta, budidaya krangean dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem di Petungkriyono.

 

Jika Anda tertarik untuk berkontribusi dalam pengembangan krangean, baik sebagai petani, peneliti, atau investor, mari bersama-sama membangun sistem agroforestri berkelanjutan yang bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi lokal!

 

Kontributor:
Luqman H. P.

“Worry often gives a small thing a big shadow.”

-Swedish proverb

Tags :
Pojok Pengetahuan
Share This :

Contact Info

Newsletter

Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.

Relung Indonesia Foundation

Copyright © 2023. All rights reserved.