PENGEMBANGAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

Di Kecamatan Karang Agung Ilir (KAI), petani menghadapi masalah serius akibat serangan hama tikus sawah. Upaya mengatasi hama tikus secara umum dengan melakukan pemagaran dan penggunaan racun tikus dinilai tidak efektif dan berbiaya mahal. Selain itu, penggunaan racun juga mengancam keberlangsungan burung pemangsa alami lainnya, termasuk burung hantu Serak Jawa (Tyto Alba), yang sebenarnya merupakan predator alami tikus sawah.

Untuk mengatasi masalah ini, Relung Indonesia dan Penabulu membersamai petani KAI mengembangkan uapaya pengendalian hama dengan memanfaatkan burung hantu Tyto Alba sebagai predator alami tikus sawah. Burung ini dipilih karena aktif pada malam hari dan dapat menangkap banyak tikus setiap harinya. Implementasi program dilakukan melalui tahapan yang melibatkan focus group discussion, sosialisasi, survei lokasi, pemasangan tenggeran dan rumah burung hantu, serta monitoring Tyto Alba secara berkala.

Hasilnya, program ini memberikan dampak positif yang signifikan. Bukan hanya berhasil mengurangi serangan tikus sawah, tetapi juga merangsang peningkatan produksi padi. Keberhasilan ini mendorong adopsi program oleh lebih banyak kelompok tani di KAI dan bahkan menarik minat dari daerah lain. Selain itu, petani mulai mengurangi penggunaan pestisida dan rodentisida serta mengembangkan pupuk organik sendiri.

Kesimpulannya, pengendalian hama tikus sawah dengan memanfaatkan burung hantu Tyto Alba telah membawa perubahan positif dalam pertanian di KAI. Program ini tidak hanya efektif dalam mengendalikan hama, tetapi juga ramah lingkungan dan berkelanjutan secara ekonomi.

Kontributor:

Sunaring Kurniandaru