Email Address

info@relung.or.id

Phone Number

+62 851-7544-2708

Our Location

Sleman, Yogyakarta 55573

Rekomendasi Penggunaan Lahan Berkelanjutan di Petungkriyono dengan metode Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA)

Pojok Pengetahuan

Penggunaan lahan yang berkelanjutan di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, telah menunjukkan perkembangan positif dalam beberapa tahun terakhir, terutama melalui praktik agroforestri kopi yang telah diterapkan oleh masyarakat. Hal ini menandakan komitmen untuk menjaga sisa-sisa hutan alam dan memastikan keberlanjutan ekonomi lokal. Dalam rangka memastikan hasil yang berkelanjutan dan keberlanjutan tutupan hutan, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pengelolaan lahan yang komprehensif.

Salah satu alat yang digunakan untuk tujuan di atas adalah Spatial Multi-Criteria Analysis (SMCA), yang memungkinkan untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang relevan dalam pengambilan keputusan. Prinsip analisis ini adalah dengan menggunakan model rasional terbatas untuk membuat output berupa peta arahan blok sesuai fungsinya (kawasan fungsi). Proses analisis SMCA meliputi penentuan tujuan dan konseptualisasi, pengumpulan data, analisis SMCA, ground check lapangan, dan FGD dengan masyarakat dan pihak-pihak terkait.

Yayasan Relung Indonesia dan Javan Wildlife Institute (JAWI) telah menjalin berkolaborasi menjalankan analisis Spatial Multi-Criteria Analysis (SMCA) untuk mendaparkan Peta Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan di Kecamatan Petungkriono, Kabupaten Pekalongan. Kegiatan dilakukan mulai dari bulan Januari hingga Mei 2023 dengan memperhatikan sejumlah aspek krusial seperti keberlanjutan ekologi dan sosial-ekonomi. Proses analisis SMCA dilakukan berdasarkan data sekunder, yang kemudian diverifikasi dengan survei lapangan untuk menghasilkan peta penggunaan lahan yang lebih terperinci. Model awal zonasi lahan membagi wilayah ke dalam lima kelas, yaitu Business As Usual (BAU), pemanfaatan terbatas, perlindungan, pemanfaatan, dan pengawetan. Perbandingan luas wilayah masing-masing kelas menunjukkan bahwa konservasi menjadi fokus utama dalam model terbaru, dengan kenaikan signifikan dalam luas kelas pengawetan. Sebaliknya, kelas BAU mengalami penurunan luas yang cukup mencolok. Ini menandakan adopsi pendekatan yang lebih proaktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di wilayah tersebut.

 

Model SMCA yang menggambarkan rekomendasi penggunaan lahan di Kecamatan Petungkriyono (Awal)
Model SMCA yang menggambarkan rekomendasi penggunaan lahan di Kecamatan Petungkriyono (Akhir)

 

Kontributor:

Raditya Windar Anggoro

“Ada kecukupan di dunia untuk kebutuhan manusia, tetapi tidak untuk keserakahan manusia.”

-Mohandas K. Gandhi

Tags :
Pojok Pengetahuan
Share This :

Contact Info

Newsletter

Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.

Relung Indonesia Foundation

Copyright © 2023. All rights reserved.