Email Address
info@relung.or.id
Phone Number
+62 851-7544-2708
Our Location
Sleman, Yogyakarta 55573
info@relung.or.id
+62 851-7544-2708
Sleman, Yogyakarta 55573
admin
September 6, 2024
Stunting masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan. Data dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2022 menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%, yang berarti sekitar 1 dari 5 anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting. Di wilayah pedesaan, angka ini bahkan lebih tinggi, mencapai sekitar 27%, akibat keterbatasan akses terhadap pangan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Upaya pengentasan stunting memerlukan pendekatan inovatif yang dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal. Salah satu solusi yang potensial namun belum banyak dieksplorasi adalah budidaya marmut (Cavia porcellus), yang dapat menjadi sumber protein hewani yang terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat pedesaan.
Marmut, atau guinea pig, adalah hewan kecil yang memiliki potensi besar untuk dibudidayakan di pedesaan Indonesia. Hewan ini mudah dipelihara, memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, dan dapat dijadikan sumber protein hewani yang kaya nutrisi. Di banyak negara seperti Peru dan Bolivia, marmut telah lama menjadi bagian dari diet tradisional dan terbukti berkontribusi secara signifikan terhadap status gizi masyarakat. Dengan karakteristik seperti ini, marmut dapat menjadi alternatif pengentasan stunting yang efektif, terutama di daerah-daerah yang kekurangan sumber protein berkualitas.
Marmut memiliki daging yang kaya protein dengan kandungan lemak yang rendah, menjadikannya pilihan yang sehat dan bergizi. Setiap 100 gram daging marmut mengandung sekitar 20 gram protein, yang cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan protein harian anak-anak. Daging marmut juga mengandung asam amino esensial, vitamin B12, zat besi, dan fosfor, yang semuanya penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak12.
Budidaya marmut memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya sangat cocok untuk dikembangkan di wilayah pedesaan, antara lain:
Mengembangkan budidaya marmut di wilayah pedesaan juga dapat menjadi bagian dari upaya diversifikasi pangan, yang penting dalam penanganan malnutrisi. Dengan mempromosikan marmut sebagai sumber protein alternatif, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada sumber protein yang lebih mahal seperti daging sapi atau ayam, yang mungkin tidak selalu tersedia atau terjangkau bagi keluarga miskin. Diversifikasi ini penting untuk memastikan akses terhadap makanan bergizi yang stabil dan berkelanjutan.
Budidaya marmut sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari pendekatan terintegrasi yang mencakup pendidikan gizi, pelatihan teknis, dan pengembangan pasar. Program ini melibatkan beberapa langkah strategis:
Budidaya marmut menawarkan peluang besar untuk mengatasi masalah stunting di wilayah pedesaan Indonesia. Dengan kandungan protein yang tinggi, biaya pemeliharaan yang rendah, dan kemudahan dalam budidaya, marmut bisa menjadi solusi praktis dan terjangkau untuk meningkatkan status gizi anak-anak di pedesaan. Implementasi program budidaya marmut harus dilakukan secara terintegrasi, melibatkan edukasi gizi, pelatihan teknis, dan pengembangan pasar untuk memastikan keberlanjutan program ini.
Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis komunitas, budidaya marmut dapat berkontribusi signifikan dalam menurunkan prevalensi stunting di wilayah pedesaan Indonesia, membantu generasi muda mencapai potensi penuh mereka, dan mendukung kesejahteraan jangka panjang masyarakat.
Kontributor:
Meiardhy Mujianto
“Worry often gives a small thing a big shadow.”
-Swedish proverb
Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.
Relung Indonesia Foundation
Copyright © 2023. All rights reserved.