Email Address

info@relung.or.id

Phone Number

+62 851-7544-2708

Our Location

Sleman, Yogyakarta 55573

Cara Budidaya Marmut sebagai Sumber Protein untuk Pengentasan Stunting

Akses layanan dasar dan peningkatan kualitas bagi masyarakat

Budidaya Marmut: Solusi Potensial untuk Pengentasan Stunting di Wilayah Pedesaan Indonesia

Pendahuluan

Stunting masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia, terutama di wilayah pedesaan. Data dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2022 menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Indonesia mencapai 21,6%, yang berarti sekitar 1 dari 5 anak di bawah usia lima tahun mengalami stunting. Di wilayah pedesaan, angka ini bahkan lebih tinggi, mencapai sekitar 27%, akibat keterbatasan akses terhadap pangan bergizi dan layanan kesehatan yang memadai. Upaya pengentasan stunting memerlukan pendekatan inovatif yang dapat memanfaatkan sumber daya lokal secara optimal. Salah satu solusi yang potensial namun belum banyak dieksplorasi adalah budidaya marmut (Cavia porcellus), yang dapat menjadi sumber protein hewani yang terjangkau dan mudah diakses oleh masyarakat pedesaan.

Potensi Budidaya Marmut di Wilayah Pedesaan

Marmut, atau guinea pig, adalah hewan kecil yang memiliki potensi besar untuk dibudidayakan di pedesaan Indonesia. Hewan ini mudah dipelihara, memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, dan dapat dijadikan sumber protein hewani yang kaya nutrisi. Di banyak negara seperti Peru dan Bolivia, marmut telah lama menjadi bagian dari diet tradisional dan terbukti berkontribusi secara signifikan terhadap status gizi masyarakat. Dengan karakteristik seperti ini, marmut dapat menjadi alternatif pengentasan stunting yang efektif, terutama di daerah-daerah yang kekurangan sumber protein berkualitas.

Kandungan Gizi dan Manfaat Marmut sebagai Sumber Protein

Marmut memiliki daging yang kaya protein dengan kandungan lemak yang rendah, menjadikannya pilihan yang sehat dan bergizi. Setiap 100 gram daging marmut mengandung sekitar 20 gram protein, yang cukup untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan protein harian anak-anak. Daging marmut juga mengandung asam amino esensial, vitamin B12, zat besi, dan fosfor, yang semuanya penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak12.

Keunggulan Budidaya Marmut di Pedesaan

Budidaya marmut memiliki beberapa keunggulan yang menjadikannya sangat cocok untuk dikembangkan di wilayah pedesaan, antara lain:

  1. Mudah Dipelihara: Marmut tidak membutuhkan perawatan yang rumit. Mereka bisa diberi makan rumput, sayuran, dan sisa-sisa makanan yang mudah ditemukan di pedesaan.
  2. Reproduksi Cepat: Marmut memiliki masa kehamilan yang singkat, sekitar 59-72 hari, dan setiap kali melahirkan dapat menghasilkan 1-6 anak. Ini memungkinkan populasi marmut meningkat dengan cepat, menjadikannya sumber protein yang berkelanjutan.
  3. Biaya Rendah: Budidaya marmut membutuhkan investasi awal yang rendah, baik dari segi pakan maupun kandang. Hal ini menjadikan marmut sebagai pilihan ideal untuk rumah tangga dengan sumber daya terbatas34.

Budidaya Marmut sebagai Bagian dari Diversifikasi Pangan

Mengembangkan budidaya marmut di wilayah pedesaan juga dapat menjadi bagian dari upaya diversifikasi pangan, yang penting dalam penanganan malnutrisi. Dengan mempromosikan marmut sebagai sumber protein alternatif, masyarakat dapat mengurangi ketergantungan pada sumber protein yang lebih mahal seperti daging sapi atau ayam, yang mungkin tidak selalu tersedia atau terjangkau bagi keluarga miskin. Diversifikasi ini penting untuk memastikan akses terhadap makanan bergizi yang stabil dan berkelanjutan.

Pendekatan Terintegrasi untuk Pengentasan Stunting

Budidaya marmut sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari pendekatan terintegrasi yang mencakup pendidikan gizi, pelatihan teknis, dan pengembangan pasar. Program ini melibatkan beberapa langkah strategis:

  • Pendidikan Gizi: Edukasi kepada masyarakat tentang manfaat gizi daging marmut, cara memasak yang baik, serta diversifikasi diet anak-anak untuk mencegah stunting.
  • Pelatihan Teknis: Pelatihan bagi petani dan rumah tangga tentang teknik budidaya marmut yang efisien, manajemen reproduksi, dan kesehatan hewan.
  • Pengembangan Pasar: Pengembangan pasar lokal untuk daging marmut, termasuk inisiatif untuk mengolah marmut menjadi produk bernilai tambah seperti sosis, nugget, atau abon56.

Kesimpulan

Budidaya marmut menawarkan peluang besar untuk mengatasi masalah stunting di wilayah pedesaan Indonesia. Dengan kandungan protein yang tinggi, biaya pemeliharaan yang rendah, dan kemudahan dalam budidaya, marmut bisa menjadi solusi praktis dan terjangkau untuk meningkatkan status gizi anak-anak di pedesaan. Implementasi program budidaya marmut harus dilakukan secara terintegrasi, melibatkan edukasi gizi, pelatihan teknis, dan pengembangan pasar untuk memastikan keberlanjutan program ini.

 

Dengan pendekatan yang holistik dan berbasis komunitas, budidaya marmut dapat berkontribusi signifikan dalam menurunkan prevalensi stunting di wilayah pedesaan Indonesia, membantu generasi muda mencapai potensi penuh mereka, dan mendukung kesejahteraan jangka panjang masyarakat.

 

Referensi:

  1. Yami, A., & Tegegne, A. (2012). Guinea Pig Production and Management. ILRI (International Livestock Research Institute).
  2. National Research Council (U.S.). (1991). Microlivestock: Little-Known Small Animals with a Promising Economic Future. Washington, DC: The National Academies Press.
  3. Morand-Fehr, P. (2005). Nutrition and Feeding of Small Ruminants: Sheep, Goats, Cervids, and New World Camelids. Wageningen: Wageningen Academic Publishers.
  4. Lennox, A. M. (2005). Care and Husbandry of Guinea Pigs. Journal of Exotic Pet Medicine, 14(4), 204-211.
  5. Saiki, E., et al. (2018). Guinea Pigs as Food: A Healthy Alternative for the Tropics?. Agriculture & Food Security, 7(1), 1-10.
  6. García, M., & Coba, A. (2012). Food Security and the Role of Micro-Livestock in Developing Countries: Case Study on Guinea Pig Farming in the Andes. Sustainability, 4(1), 137-147.

 

Kontributor:

Meiardhy Mujianto

“Worry often gives a small thing a big shadow.”

-Swedish proverb

Tags :
Akses layanan dasar dan peningkatan kualitas bagi masyarakat
Share This :

Contact Info

Newsletter

Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.

Relung Indonesia Foundation

Copyright © 2023. All rights reserved.