Agroforestri, integrasi pertanian dengan tanaman hutan, menghadirkan solusi vital dalam mengelola lahan hutan, seperti yang terjadi di Hutan Lindung Gunung Ungaran, bagian dari KPH Kedu Utara. Melalui penelitian yang mengidentifikasi praktik masyarakat, lima tipe kombinasi antara tanaman pokok Perhutani dengan tanaman komoditas pertanian telah terungkap:

1. Rimba Campur – Kopi: Menunjukkan kestabilan ekonomi dengan pengelolaan multifungsi yang terbukti.
2. Rimba Alam Rapat – Kopi: Penggunaan efektif lahan hutan yang padat untuk budidaya kopi, memperkuat adaptabilitas agroforestri.
3. Rimba Alam Jarang – Kopi: Dalam kondisi kepadatan yang lebih rendah, tetap memprioritaskan kopi sebagai sumber penghasilan.
4. Pinus – Rumput: Alternatif dalam kawasan dengan dominasi tutupan hutan pinus, menunjukkan diversifikasi pola tanam.
5. Pinus – Kopi: Kombinasi yang seimbang antara tanaman hutan dan tanaman komoditas, menegaskan keragaman praktik agroforestri.

Meskipun pola yang ditemukan relatif sederhana, hal ini sejalan dengan kondisi lahan hutan yang terbatas, terutama di kawasan hutan lindung. Keberhasilan sistem agroforestri bergantung pada pemilihan jenis dan kombinasi yang tepat, disesuaikan dengan kondisi tanah dan kebutuhan ekonomi masyarakat lokal. Tantangan masih ada, terutama dalam meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan pola tanam. Namun, kolaborasi antara pemangku kepentingan akan membantu mengoptimalkan pemanfaatan lahan hutan secara berkelanjutan.

Kontributor:

Meiardhy Mujianto