Peningkatan akses kebutuhan dasar masyarakat pesisir, khususnya di kampung nelayan Sungsang dan Karang Agung Ilir, telah dilakukan melalui pengembangan pemenuhan air bersih dengan sistem pemanenan air hujan (PAH) yang dilengkapi dengan sistem filtrasi bertingkat. Wilayah pesisir sering mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih, dan hal ini terjadi juga di Sungsang dan KAI. Kualitas air sungai Musi tidak lagi layak untuk dikonsumsi, terutama saat musim kemarau, dimana air sungai bercampur dengan air laut. Belum lagi pencemaran akibat sampah rumah tangga maupun limbah dari aktivitas usaha masyarakat.

Masyarakat Sungsang dan KAI sebelumnya menampung air hujan secara tradisional dengan menggunakan tong dan ember, namun hal ini tidak selalu mencukupi kebutuhan mereka terutama pada musim kemarau yang Panjang sehingga mereka harus membeli air bersih. Untuk mengatasi masalah ini, Relung Indonesia Bersama Penabulu mengenalkan  metode pemanenan air hujan dengan sistem filtrasi ‘Gama Filter’ yang pernah dikembangkan di beberapa tempat sulit air. Perbedaan cara penampungan air tradisonal sebelumnya dengan metode Gama Filter ini adalah, air yang tampung jauh lebih bersih dan siap di pakai karena melalui 4 tahap penyaringan. Metode ini kemudian diujicobakan di beberapa lokasi seperti di 6 kantor desa, 2 kantor kecamatan dan 1 sekolah dasar di Banyuasin II.

Dampak positif dari inisiatif ini terlihat jelas. Di kantor desa dan kecamatan, tersedianya air bersih telah mengurangi biaya pembelian air kemasan dan memberikan pasokan air yang cukup selama musim kemarau. Masyarakat yang melihat inisiatif ini tertarik untuk mengadopsinya, meskipun kendalanya beberapa barang utama harus dipesan dari luar daerah karena tidak ada penjual. Di sekolah dasar, instalasi PAH telah memberikan akses air bersih untuk keperluan MCK dan minum bagi siswa dan guru, serta memenuhi kebutuhan cuci tangan untuk menjalankan protokol kesehatan COVID-19.

Pengembangan sistem pemanenan air hujan dengan filtrasi bertingkat ini telah memberikan dampak positif yang signifikan dalam meningkatkan akses kebutuhan dasar berupa air bersih bagi masyarakat pesisir di Sungsang dan KAI. Langkah ini tidak hanya memberikan akses yang lebih baik terhadap air bersih, tetapi juga mengurangi ketergantungan pada air kemasan dan meningkatkan kesadaran akan keberlanjutan lingkungan.

Kontributor:

Sunaring Kurniandaru