Kopi merupakan komoditas perdagangan yang memainkan peran penting dalam perekonomian global dan juga penghidupan jutaan petani di seluruh dunia. Permintaan akan kopi terus meningkat seiring berjalannya waktu dan Kopi dari Sumatera termasuk Kopi Tanggamus, adalah salah satu komoditas unggulan yang berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah tersebut. Namun, rantai pasok kopi Tanggamus dihadapkan pada berbagai tantangan yang mengancam keberlanjutan produksi dan kesejahteraan petani. Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah degradasi lingkungan akibat praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, seperti deforestasi dan penggunaan pestisida kimia. Selain itu, aspek sosial-ekonomi seperti eksploitasi tenaga kerja, upah rendah, dan ketimpangan gender juga merupakan masalah yang perlu ditangani dalam rantai pasok kopi.

Berdasarkan kompleksitas tantangan tersebut, Relung Indonesia bersama Penabulu Foundation dengan pendanaan dari Rainforest Alliance melakukan kajian yang mengeksplorasi dampak aktual dan potensial rantai pasok kopi di Kabupaten Tanggamus, serta memberikan wawasan yang berharga untuk merumuskan strategi dan kebijakan yang dapat meningkatkan keberlanjutan produksi kopi dan kesejahteraan petani Tanggamus.

Kajian ini telah mengungkapkan fluktuasi yang signifikan dalam produksi dan produktivitas kopi, serta berbagai aspek sosial-ekonomi yang memengaruhi keberlanjutan usaha pertanian kopi. Upaya yang dapat dilakukan meliputi penerapan praktik pertanian kopi yang berkelanjutan dan inklusif serta pengembangan sistem rantai pasok yang bertanggung jawab. Perusahaan kopi dan organisasi lainnya semakin mengadopsi praktik berkelanjutan dalam produksi dan pemasaran kopi mereka. Perlu langkah-langkah konkret, termasuk pelatihan dan pendidikan bagi petani, pembangunan infrastruktur, akses keuangan yang lebih luas, dan penguatan jaringan sosial, untuk meningkatkan kualitas hidup dan ketahanan ekonomi petani. Keberlanjutan ekonomi dan lingkungan dalam rantai pasok kopi Tanggamus memerlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, perusahaan, organisasi non-pemerintah, petani dan masyarakat (pemuda dan perempuan). Hanya dengan upaya bersama yang terkoordinasi, kita dapat memastikan bahwa produksi kopi tetap berkelanjutan dan inklusif sambil melindungi lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan petani kopi.

Kontributor:

Yudistira Soeherman