Email Address
info@relung.or.id
Phone Number
+62 851-7544-2708
Our Location
Sleman, Yogyakarta 55573
info@relung.or.id
+62 851-7544-2708
Sleman, Yogyakarta 55573
admin
Juni 25, 2024
Yogyakarta, 21-24 Juni 2024 – Universitas Atma Jaya Yogyakarta menjadi tuan rumah seminar penting yang diadakan oleh IUCN SSC Asian Songbird Trade Specialist Group (ASTSG). Acara yang berlangsung selama empat hari ini menarik perhatian berbagai pemangku kepentingan, dari akademisi hingga praktisi konservasi, untuk berdiskusi mengenai perdagangan burung kicau di Asia dan mencari solusi untuk melindungi spesies yang terancam punah ini.
Pada hari pertama, Jumat, 21 Juni, seminar dibuka dengan sambutan hangat dari Dr. Gregorius Sri Nurhartanto, Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Beliau menekankan pentingnya kolaborasi antar negara dan lembaga dalam upaya konservasi burung kicau. Selanjutnya, Mrs. Badi’ah M.Si, Deputi Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, memberikan pidato pembukaan yang menyoroti upaya pemerintah dalam melindungi spesies ini.
David Jeggo, Ketua IUCN SSC Asian Songbird Trade Specialist Group, memperkenalkan kelompok ini dan menjelaskan latar belakang serta tujuan seminar. “Kami berharap acara ini dapat menjadi platform untuk berbagi pengetahuan dan memperkuat jaringan di antara para ahli dan praktisi konservasi,” ujar Jeggo.
Serene Chng membuka sesi pertama dengan membahas perdagangan burung kicau di Asia Tenggara. Beliau menguraikan tantangan utama yang dihadapi dalam mengendalikan perdagangan ilegal dan dampaknya terhadap populasi burung kicau. Agung Nur Haq kemudian mempresentasikan refleksi dari tujuh tahun pemantauan perdagangan burung di Indonesia, khususnya di Kalimantan Barat, serta dampak penegakan hukum terhadap dinamika perdagangan.
Presentasi dari Hardini Indarti tentang pendekatan CARING Tree untuk mengurangi keterlibatan dan frekuensi kompetisi burung kicau disambut dengan antusias oleh para peserta. Diskusi panel yang membahas peran pendidikan dan bercerita dalam mengatasi krisis perdagangan burung kicau menjadi salah satu highlight acara tersebut.
Acara hari pertama ditutup dengan diskusi mengenai tantangan dan prioritas dalam pemuliaan konservasi dan reintroduksi, yang dipimpin oleh panel ahli. Sesi ini memberikan wawasan berharga tentang upaya-upaya yang telah dilakukan dan langkah-langkah yang harus diambil untuk meningkatkan populasi burung kicau di habitat aslinya.
Sabtu, 22 Juni, para peserta special members IUCN SSC Asian Songbird Trade Specialist Group melanjutkan dengan lokakarya internal. Sesi plenary yang dipimpin oleh David Jeggo, Jessica Lee, dan Serene Chng, membahas sejarah dan perjalanan IUCN SSC Asian Songbird Trade Specialist Group, serta daftar prioritas taksa yang perlu mendapat perhatian khusus. Diskusi berlanjut dengan pemutakhiran dari berbagai sub-kelompok, termasuk perdagangan dan legislasi, pendidikan dan keterlibatan komunitas, serta penelitian lapangan.
Pada hari ini juga, Relung Indonesia, yang diwakili oleh Sunaring Kurniandaru, S.Si., mempresentasikan hasil awal penelitian berjudul “Preliminary Results: Understanding the Economics, Practicalities, and Barriers within the Commercial Songbird Breeding Sector in Java.” Presentasi ini memberikan wawasan penting mengenai tantangan dan peluang dalam sektor pemuliaan burung kicau komersial di Jawa.
Para peserta kemudian berfokus pada pengembangan strategi dan rencana kerja. Fasilitator dari Conservation Planning Specialist Group (CPSG) memimpin diskusi tentang visi dan misi IUCN SSC Asian Songbird Trade Specialist Group serta bagaimana mengembangkan target-target yang spesifik dan dapat diukur. Sesi ini diharapkan dapat menghasilkan rencana kerja yang komprehensif untuk beberapa tahun ke depan.
Minggu, 23 Juni, para peserta bekerja dalam kelompok kecil untuk mengembangkan rencana tindakan yang lebih rinci. Mereka mengidentifikasi tantangan utama yang dihadapi dan mencari solusi tematik yang dapat diimplementasikan. Sesi ini sangat interaktif dan memungkinkan peserta untuk saling berbagi pengalaman dan ide-ide inovatif.
Hari terakhir, Senin, 24 Juni, dimulai dengan presentasi dari masing-masing sub-kelompok yang memaparkan hasil diskusi dan rencana kerja mereka. Setiap sub-kelompok diberikan waktu 20 menit untuk presentasi, diikuti dengan diskusi selama 10 menit. Sunaring Kurniandaru dari Relung Indonesia, yang akan menjadi special members hingga 2025, memimpin diskusi spesial yang menyampaikan hasil riset sementara tentang pemuliaan komersial burung kicau.
Acara ditutup dengan rangkuman dan langkah-langkah berikutnya oleh Jessica Lee dan Serene Chng. Seminar IUCN SSC Asian Songbird Trade Specialist Group ini berhasil meningkatkan kesadaran tentang pentingnya perlindungan burung kicau di Asia dan memperkuat kolaborasi antar pemangku kepentingan. Dengan berbagai wawasan dan rencana aksi yang dihasilkan, diharapkan upaya konservasi burung kicau di Asia dapat semakin efektif dan berkelanjutan di masa mendatang.
Kontributor:
Shella
“Tidak ada burung yang terbang terlalu tinggi jika dia terbang dengan sayapnya sendiri”
-William Blake
Jaga lingkungan bersama Relung Indonesia Foundation! Dapatkan informasi terkini seputar kehutanan dan lingkungan di Indonesia.
Relung Indonesia Foundation
Copyright © 2023. All rights reserved.