Indonesia memiliki populasi masyarakat miskin dan terpencil yang besar, dihadapkan pada beragam tantangan seperti pendapatan rendah, ketidakamanan pangan, degradasi lingkungan, perubahan iklim, dan akses terbatas ke layanan dasar. Data terbaru menunjukkan sekitar 2,47% penduduk hidup di bawah garis kemiskinan internasional ($2,15 per hari dalam PPP 2017), sementara 9,54% di bawah garis kemiskinan nasional. Sekitar 2,98% penduduk juga mengalami kemiskinan multidimensi, termasuk deprivasi dalam pendidikan, akses infrastruktur, dan pendapatan di bawah $1,90 per hari dalam PPP 2011.

Intervensi peningkatan penghidupan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat miskin dan terpencil, seperti peningkatan pendapatan, kesejahteraan, ketahanan pangan, kesehatan, dan kualitas hidup, serta peningkatan pengetahuan, keterampilan, kapasitas, dan kepercayaan diri. Selain itu, intervensi ini juga dapat memberikan manfaat bagi lingkungan, termasuk mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam, meningkatkan pengelolaan yang berkelanjutan, dan mengurangi emisi gas rumah kaca.